Selasa, 06 Maret 2012

Terapi Edukasi Anak Penyandang Autis



Dalam perkembangannya, terapi autisme kian maju dan inovatif. Sebut saja terapi akustik, dolphin Theraphy atau terapi lain. Namun, yang terpenting, perhatian dan bantuan untuk mengarahkan anak autistik menjadi obat paling mujarab hingga saat ini. Dokter spesialis anak, Hardiono D Pusponegoro berpendapat tidak semua anak yang telah menjalani terapi dapat langsung terjun ke kehidupan normal. "Ada juga anak autis yang setelah terapi dapat langsung di sekolah negeri. Tetapi, ada juga yang membutuhkan sekolah berkebutuhan khusus, sekolah peralihan, dan sekolah inklusi," ujarnya saat berbicara dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (15/6). Namun, dia menuturkan, gabungan antara terapi dan edukasi yang tepat membuat anak berkebutuhan khusus mampu tumbuh dan belajar sesuai dengan kemampuan dan keadaan mereka. "Makin lama saya bekerja dengan pasien autisma, makin yakin bahwa sebagian besar pasien tidak memerlukan obat melainkan terapi dan edukasi yang tepat," imbuhnya. Ia menyayangkan posisi sekolah berkebutuhan khusus tak lebih sebagai rumah penitipan anak bukan mengutamakan pendidikan yang tepat bagi anak-anak autisma. Sistem pendidikan khusus seharusnya dibentuk bagi anak berkebutuhan khusus yang lengkap dengan terapi, medis, dan edukasi memberikan perubahan terhadap perkembangan mereka. "Masalahnya, di Indonesia sendiri, sekolah insklusi untuk gangguan prilaku seperti halnya autisma masih sulit untuk ditemukan,l kata dia. Sementara itu, pakar Pendidikan asal Singapura, Prof. Eric Lim berpendapat intervensi sejak dini terhadap anak berkebutuhan khusus mutlak diperlukan. Intervensi tersebut diberikan dalam bentuk terapi dan pendidikan yang efektif seperti membangun kognisi, latihan, bahasa, sentuhan, dan pijat hingga terapi musik dan instrumen sesuai dengan tingkatan usia dan kemampuan. "Program pendidikan benar-benar mengakomodasi anak dengan kebutuhan khusus yang tidak bisa mengikuti kehidupan normalnya. Disamping itu, pendidikan juga memiliki evaluasi dalam waktu tertentu untuk melihat kemajuan anak," kata dia. Sekolah Khusus Minimnya pendidikan yang mengakomodasi anak-anak berkebutuhan khusus mengilhami Klinik 'Anakku dan lembaga pendidikan khusus 'kits4kids' mengembangkan terapi-edukasi bagi anak-anak berkebutuhan spesial itu. Di sekolah yang diberinama 'Anakku Kits4kits", anak diberikan terapi dan pendidikan yang efektif seperti membangun komunikasi, kognisi, latihan, bahasa, sentuhan dan pijat sesuai dengan tingkatan usia dan kemampuan. Adapaun program yang ditawarkan antara lain, 'Early Intervention program for Infant and Childreen (EIPIC)', sebuah program khusus anak berusia 2-6 tahun dan program junior, untuk anak usia 7-12 tahun serta program care, untuk anak usia 10-18 tahun. Rencananya, sekolah segera dibuka awal Juli 2010 di Cibubur, Depok dan Pulo Mas, Jakarta Timur yang mampu menampung 40 dan 100 anak berkebutuhan khusus.

http://www.republika.co.id

Pendidikan Inklusif



Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya disekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik

Kenapa Pendidikan Inklusif Harus Dipromosikan dan Diterapkan
  • Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan dan memperoleh pendidikan yang bermutu.
  • Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.
  • Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak.
  • Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.
Beberapa Kebaikan Pendidikan Inklusif
  • Membangun kesadaran dan konsensus pentingnya Pendidikan Inklusif sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif.
  • Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi
  • semua anak pada setiap distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah.$3C/span>
  • Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
  • Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua anak
Sekolah Inklusif

Sekolah inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidikan dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya

Pengertian Pendidikan Inklusif

Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon-Shevin dalam O’Neil 1994)
Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil (Stainback, 1980)  

 Hal-hal yang harus diperhatikan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
  • Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan.
  • Sekolah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual
  • Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif.
  • Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
  • Guru dituntut melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses pendidikan.

Autis dan Pendidikan



Autis 
        Autism = autisme yaitu nama gangguan perkembangan komunikasi, sosial, prilaku pada anak        (Leo Kanner & Asperger, 1943).
  • Autist = autis : Anak yang mengalami ganguan autisme.
  • Autistic child = anak autistik : Keadaan anak yang mengalami gangguan autisme.
 Secara harfiah autisme berasal dari kata autos =diri dan isme= paham/aliran.
  • American Psych: autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Austistik”. (American Psychiatic Association 2000)
  • Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang bersifat pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan gangguan interaksi sosial (Mardiyatmi ‘ 2000).
  • Gangguan autisme terjadi pada masa perkembangan sebelum usia 36 bulan “Sumber dari Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan Jiwa” (PPDGJ III)
  • Autisme dapat terjadi pada anak, tanpa perbedaan ras, etnik, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan.
  • Privalensi Autisme diperkirakan 1 per 150 kelahiran. Menurut penelitian di RSCM selama tahun 2000 tercatat jumlah pasien baru Autisme sebanyak 103 kasus. Dari privalensi tersebut diperkirakan anak laki-laki autistik lebih banyak dibanding perempuan (4:1).

Tanda Anak Autis

Anak autistik menunjukkan gangguan–gangguan dalam aspek-aspek berikut ini: (sering dapat diamati sehari-hari)

Bagaimana Anak Austistik berkomunikasi
  • Sebagian tidak berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
  • Tidak mampu mengekpresikan perasaan maupun keinginan
  • Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya kata-kata/bahasa mereka sukar dipahami maknanya..
  • Berbicara sangat lambat, monoton, atau tidak berbicara sama sekali.
  • Kadang-kadang mengeluarkan suara-suara aneh.
  • Berbicara tetapi bukan untuk berkomunikasi.
  • Suka bergumam.
  • Dapat menghafal kata-kata atau nyanyian tanpa memahami arti dan konteksnya.
  • Perkembangan bahasa sangat lambat bahkan sering tidak tampak.
  • Komunikasi terkadang dilakukan dengan cara menarik-narik tangan orang lain untuk menyampaikan keinginannya.

Rabu, 07 September 2011

Tuna Grahita







INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
BAGI ANAK TUNAGRAHITA
APAKAH TUNAGRAHITA ITU?

APAKAH PEMAHAAN YANG KELIRU TENTANG TUNAGRAHITA?

No
 No.
 PANDANGAN YANG SALAH (MITOS)
 KENYATAAN YANG ADA (FAKTA)

 1.
Anak tunagrahita memiliki keterbatasan intelektual seumur hidup.
Fungsi intelektual tidak statis. Khususnya bagi anak dengan perkembangan kemampuan yang ringan dan sedang, perintah atau tugas yang terus menerus dapat membuat perubahan yang besar untuk dikemudian hari.

2.
Anak tunagrahita hanya dapat mempelajari hal-hal tertentu saja.
Belajar dan berkembang dapat terjadi seumur hidup bagi semua orang. Jadi siapapun dapat mempelajari sesuatu, begitu juga dengan anak tunagrahita.

3.
Anak tunagrahita secara fisik kelihatan berbeda dengan anak-anak lain.
Kelompok tertentu, termasuk beberapa dari Down syndrom, memiliki kelainan fisik dibanding teman-temannya, tetapi mayoritas dari anak tunagrahita terutama yang tergolong ringan, terlihat sama seperti yang lainnya.

4.
Sebagian besar anak dengan keterbelakangan perkembangan sudah teridentifikasi pada saat bayi.
Dari kebanyakan kasus banyak anak tunagrahita terdeteksi setelah masuk sekolah.

5.
Tidak mungkin menggabungkan anak tunagrahita dalam satu lingkungan belajar dengan anak reguler.
Siswa/i dengan masalah intelektual selalu belajar lebih keras dan belajar lebih baik jika mereka berintegrasi dengan siswa reguler.

6.
Dari segi tahapan, pekembangan tunagrahita sangat berbeda pada tingkat pemahamannya  dibanding dengan “orang normal”.
Mereka berkembang pada jenjang yang sama, tetapi tak jarang lebih lambat.

7
Hasil tes tunagrahita biasanya mempunyai kemampuan paling tidak pada garis batas antara IQ rata-rata dan IQ dibawah rata-rata (borderline), dan tentu kemampuan adaptifnya juga dibawah normal.
Tes IQ mungkin bisa dijadikan indikator dari kemampuan mental seseorang. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan adaptif seseorang.

8
Siswa-siswi Down Syndrome menyenangkan dan penurut.
Banyak penyandang Down Syndrome menyenangkan dan penurut, tetapi seperti orang kebanyakan baik dengan kelainan atau tanpa kelainan, mereka juga mengalami stres dan bereaksi karena suatu penyebab.

9
Seseorang anak yang telah ter- diagnosa tunagrahita tingkat tertentu, tidak akan berubah selama hidupnya
Tingkat fungsi mental mungkin saja dapat berubah terutama pada anak tunagrahita yang tergolong ringan.




PERISTILAHAN DAN BATASAN-BATASAN TUNAGRAHITA
Peristilahan Tunagrahita(B3PTKSM, p. 19)
  • Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation)
    Tuna berarti merugi.
    Grahita berarti pikiran.
  • Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang mental.
Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
1. Lemah fikiran ( feeble-minded);
2. Terbelakang mental (Mentally Retarded);
3. Bodoh atau dungu (Idiot);
4. Pandir (Imbecile);
5. Tolol (moron);
6. Oligofrenia (Oligophrenia);
7. Mampu Didik (Educable);
8. Mampu Latih (Trainable);
9. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat;
10. Mental Subnormal;
11. Defisit Mental;
12. Defisit Kognitif;
13. Cacat Mental;
14. Defisiensi Mental;
15. Gangguan Intelektual